Hujan
Namaku
Hujan, aku masih duduk dibangku SMA kelas 11 disalah satu sekolah negeri di
Jakarta. Di sekolah aku dikenal anak yang pintar tapi tidak mudah bergaul dan
aku punya sahabat yang bernama Juli. Kami bersahabat sejak kami duduk dibangku
SMP. Juli anaknya baik tapi ia sedikit tomboy.
Disekolahku
ada satu cowok yang sangat terkenal dan banyak disukai cewek-cewek disekolah
dia bernama Petir. Petir orangnya ganteng, putih, anak orang kaya tapi tidak
sombong. Selain itu Petir juga jadi ketua osis yang menambah kepopuleranya.
Suatu
hari saat aku berjalan menuju kelasku bersama Juli aku melihat Petir bersama
teman-temanya berlari dengan cepat. Akhirnya Petir tidak sengaja menabraku
hingga jatuh.
“aduh” teriaku saat
jatuh
“eh sory gwe gag
sengaja, sini gwe bantu” kata Petir sambil mengulurkan tanganya.
“ehhh gapapa kok”
jawabku sambil memegang tanganya terus berdiri.
“udah dulu ya gwe mau
ke kelas, skali lagi maaf” Petir berlari menuju kelasnya
Setelah kejadian itu aku mulai menyukai Petir tapi tidak aku
tunjukan kepadanya karena aku malu dan aku mulai melamun sendiri. Juli yang
selalu menemaniku tau apa yang aku pikirkan hingga aku melamun terus. Akhirnya
aku menceritakan pada Juli bahwa aku menyukai Petir. Juli yang mengetahui hal
tersebut sangat terkejud karna sebelumnya aku tidak pernah kenal Petir.
Keesokan harinya aku mulai mendekati Petir mulai dari
meminta nomer hpnya hingga mengajak jalan. Malam hari aku sudah buat janji pada
Petir. Pukul 7 malam Petir sudah sampai dirumahku. Kami pun langsung jalan
untuk makan malam.
“Kamu cantik banget
mala mini” ungkap Petir kepadaku
“makasih, kmu juga
ganteng banget” balasku
Kami terus mengobrol hingga waktu menunjukan pukul 10
malam, kami langsung pulang dan Petir menggantarkanku pulang. Keesokan harinya
di sekolah Petir mengungkapkan perasaanya kepadaku bahwa dia suka kepadaku
dengan senang hati aku menerimanya. Hari itu adalah hari yang sangat special
untuku.
Hubungan kami berjalan selama 1 tahun sampai kami akan
lulus SMA. Setelah Ujian Nasional, Petir pergi keluar kota jadi kita menjalani
hubungan jarak jauh. Di waktu yang sama sahabatku juga pergi kelua kota dan
ternyata kota yang dituju sama dengan Petir. Selang 1 minggu aku berniat untuk
menyusul Petir karena sudah tidak kuat menahan rindu karna tidak bertemu
denganya. Setelah sampai di kota itu aku tidak sengaja melihat Petir jalan
dengan cewek sambil bergandengan tangan dengan mesra. Rasa penasaranku
membuatku untuk mengikuti mereka, setelah beberapa saat aku mengikuti mereka
aku tidak kuat menahan kemesraan mereka lalu aku menghampiri mereka.
“Petir” aku berteriak
sambil menepuk bahunya sehingga dia terkejut.
“Hu…Hujan…kenapa kamu
ada disini” tanya Petir sambil terkejud
“Aku kangen sama kamu
makanya aku susul kmu, tapi kamu malah selingkuh dengan cewek ini!!” aku mulai
emosi dan mendorong cewek itu yang langsung berbalik melihatku
“aduhh… Hujan? Ka… kamu
kenapa ada disini?” Juli menjawab dengan terkejut
“ternyata kamu Jul..
tega kamu ya selingkuh sama pacar sahabatmu sendiri..!!!” aku mulai marah
kepada mereka
“aaa..aaaku bisa
jelasin Hu…” jawab Juli tapi langsung aku potong “kamu gag usah jelasin apapun
mulai sekarang kita ngga usah sahabatan lagi dan buat kamu Petir aku mau kita
putus…!!” setelah itu aku langsung balik ke Jakarta.
Pada hari itu aku kehilangan sahabatku yang sudah
menemaniku selama bertahun-tahun hanya karna dia telah selingkuh dengan pacarku
sendiri.
Tamat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar