Rabu, 05 Agustus 2015

Contoh Teks Prosedur Kompleks Kain jumputan

Teks Prosedur Kompleks Kain Jumputan               
 Kain jumputan adalah sebuah karya seni, hasil dari kerajinan atau ketrampilan tangan pada sebuah kanvas berupa kain hasil proses pewarnaan dengan celup rintang. Kain jumputan ini bisa digunakan untuk taplak meja, kain pantai, kaos dan sebagainya. Jika Anda ingin membuat kain jumputan dapat dilihat sesuai prosedur dibawah ini:
A. Bahan-bahan yang digunakan:
·         Kain berjenis mori
·         Garam
·         Air panas
·         Pewarna kain dan water glass
B. Alat- alat yang digunakan:
·         Tali raffia
·         Kelereng
·         Kompor
·         Panci
·         Sendok kayu sebagai alat pengaduk
·         Ember
C. langkah-langkah membuat kain jumputan:
1)      Pertama,siapkan dan pastikan kain mori dalam posisi bersih! Setelah itu ikatkan kelereng pada kain mori sesuai motif dengan menggunakan tali raffia sampai benar benar kuat agar tidak lepas pada saat pencelupan.
2)      Kedua, rebuslah air menggunakan kompor dan panci hingga benar-benar mendidih.Setelah itu siapkan garam dan pewarna kain.
3)      Ketiga, campurkanlah garam, pewarna kain dengan air yang sudah mendidih didalam ember. Setelah dicampurkan aduk larutan tersebut dengan menggunakan sendok kayu supaya tercampur rata.
4)      Keempat, cucilah kain mori yang sudah diikatkan dengan kelereng dengan menggunakan air bersih. Lalu celupkan kain mori kedalam larutan warna, jika menginginkan satu warna maka celupkan seluruh bagian kain dan jika menginginkan lebih dari satu warna maka celupkan sebagian kain saja.
5)      Kelima, setelah itu aduk kain selama 20-30 menit supaya warna melekat pada kain dan tidak mudah pudar.
6)      Keenam, apabila pewarnaan sudah selesai maka kain siap diangkat dan bilaslah kain dengan air bersih dan water glass supaya warna kain melekat kuat.
7)      Ketujuh, setelah proses pembilasan selesai, lepaslah ikatan pada kain yang mengikat kelereng satu per satu. Lalu keringkan kain mori di bawah panas matahari.
8)      Kedelapan, setelah kering kain mori disetrika supaya lebih halus dan rapi.
9)      Kesembilan, kain jumputan sudah jadi dan siap untuk digunakan.
D. Penutup:

                Teks prosedur komplek tentang pembuatan kain jumputan dibuat untuk para pembaca yang ingin membuat kain jumputan sendiri. Semoga bermanfaat dan selamat mencoba.

Makalah Ekonomi Mikro dan Makro

Tugas Ekonomi
Makalah Micro dan Macro


A.  ILMU EKONOMI
 Ilmu ekonomi muncul karena adanya tiga kenyataan berikut :
  • Kebutuhan manusia relatif tidak terbatas.
  • Sumber daya tersedia secara terbatas.
  • Masing-masing sumber daya mempunyai beberapa alternatif penggunaan.
Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia di dalam memenuhi kebutuhannya yang relatif tidak terbatas dengan menggunakan sumber daya yang terbatas dan masing-masing sumber daya mempunyai alternatif penggunaan (opportunity cost).
Secara garis besar ilmu ekonomi dapat dipisahkan menjadi dua yaitu:
ilmu ekonomi mikro dan ilmu ekonomi makro.

1.   Ekonomi Mikro

a.    Pengertian Ekonomi Mikro

Ilmu ekonomi mikro (mikro ekonomi) adalah cabang dari ilmu ekonomi yang mempelajari perilaku konsumen dan perusahaan serta penentuan harga-harga pasar dan kuantitas faktor input, barang, dan jasa yang diperjualbelikan. Ekonomi mikro meneliti bagaimana berbagai keputusan dan perilaku tersebut memengaruhi penawaran dan permintaan atas barang dan jasa, yang akan menentukan harga, dan bagaimana harga, pada gilirannya, menentukan penawaran dan permintaan barang dan jasa selanjutnya. Individu yang melakukan kombinasi konsumsi atau produksi optiumal, bersama sama individu lainya di pasar. Akan membentuk suatu keseimbangan dalam skala makro dengan asumsi bahwa semua hal lain tetap sama

b.    Tujuan Ekonomi Mikro

Salah satu tujuan ekonomi mikro adalah menganalisis pasar beserta mekanismenya yang membentuk harga relatif kepada produk dan jasa, dan alokasi dari sumber terbatas di antara banyak penggunaan alternatif. Ekonomi mikro menganalisis kegagalan pasar, yaitu ketika pasar gagal dalam memproduksi hasil yang efisien serta menjelaskan berbagai kondisi teoritis yang dibutuhkan bagi suatu pasar persaingan sempurna. Bidang-bidang penelitian yang penting dalam ekonomi mikro, meliputi pembahasan mengenai keseimbangan umum (general equilibrium), keadaan pasar dalam informasi asimetris, pilihan dalam situasi ketidakpastian, serta berbagai aplikasi ekonomi dari teori permainan. Juga mendapat perhatian ialah pembahasan mengenaielastisitas produk dalam sistem pasar.

c.    Pokok Persoalan Yang Dihadapi Oleh Ekonomi Mikro

Dalam ekonomi mikro, permasalahan yang dihadapi yaitu:
a. Harga pasar
b. Segmentasi pasar
c. Distribusi dan pasar
d. Kegagalan pasar
Dalam ekonomi mikro, istilah “kegagalan pasar” tidak berarti bahwa sebuah pasar tidak lagi berfungsi. Malahan, sebuah kegagalan pasar adalah situasi dimana sebuah pasar efisien dalam mengatur produksi atau alokasi barang dan jasa ke konsumen. Ekonom normalnya memakai istilah ini pada situasi dimana inefisiensi sudah dramatis, atau ketika disugestikan bahwa institusi non pasar akan memberi hasil yang diinginkan. Di sisi lain, pada konteks politik, pemegang modal atau saham menggunakan istilah kegagalan pasar untuk situasi saat pasar dipaksa untuk tidak melayani “kepentingan publik”, sebuah pernyataan subyektif yang biasanya dibuat dari landasan moral atau sosial.
Empat jenis utama penyebab kegagalan pasar adalah :
- Monopoli atau dalam kasus lain dari penyalahgunaan dari kekuasaan pasar dimana “sebuah” pembeli atau penjual bisa memberi pengaruh signifikan pada harga atau keluaran. Penyalahgunaan kekuasaan pasar bisa dikurangi dengan menggunakan undang-undang anti-trust.
- Eksternalitas, dimana terjadi dalam kasus dimana “pasar tidak dibawa kedalam akun dari akibat aktivitas ekonomi di dalam orang luar/asing.” Ada eksternalitas positif dan eksternalitas negative. Eksternalitas positif terjadi dalam kasus seperti dimana program kesehatan keluarga di televisi meningkatkan kesehatan publik. Eksternalitas negatif terjadi ketika proses dalam perusahaan menimbulkan polusi udara atau saluran air. Eksternalitas negatif bisa dikurangi dengan regulasi dari pemerintah, pajak, atau subsidi, atau dengan menggunakan hak properti untuk memaksa perusahaan atau perorangan untuk menerima akibat dari usaha ekonomi mereka pada taraf yang seharusnya.
-Barang publik seperti pertahanan nasional dan kegiatan dalam kesehatan publik seperti pembasmian sarang nyamuk. Contohnya, jika membasmi sarang nyamuk diserahkan pada pasar pribadi, maka jauh lebih sedikit sarang yang mungkin akan dibasmi. Untuk menyediakan penawaran yang baik dari barang publik, negara biasanya menggunakan pajak-pajak yang mengharuskan semua penduduk untuk membayar pada barang publik tersebut (berkaitan dengan pengetahuan kurang dari eksternalitas positif pada pihak ketiga/kesejahteraan sosial).
-Kasus dimana terdapat informasi asimetris atau ketidak pastian (informasi yang inefisien). Informasi asimetris terjadi ketika salah satu pihak dari transaksi memiliki informasi yang lebih banyak dan baik dari pihak yang lain. Biasanya para penjual yang lebih tahu tentang produk tersebut daripada sang pembeli, tapi ini tidak selalu terjadi dalam kasus ini. Contohnya, para pelaku bisnis mobil bekas mungkin mengetahui bagaimana mobil tersebut telah digunakan sebagai mobil pengantar atau taksi, informasi yang tidak tersedia bagi pembeli. Contoh dimana pembeli memiliki informasi lebih baik dari penjual merupakan penjualan rumah atau vila, yang mensyaratkan kesaksian penghuni sebelumnya. Seorang broker real estate membeli rumah ini mungkin memiliki informasi lebih tentang rumah tersebut dibandingkan anggota keluarga yang ditinggalkan. Situasi ini dijelaskan pertamakali oleh Kenneth J. Arrowdi artikel seminar tentang kesehatan tahun 1963 berjudul “ketidakpastian dan Kesejahteraan Ekonomi dari Kepedulian Kesehatan, ” di dalam American Economic Review. George Akerlof kemudian menggunakan istilah informasi asimetris pada karyanya ditahun 1970 The Market for Lemons. Akerlof menyadari bahwa, dalam pasar seperti itu, nilai rata-rata dari komoditas cenderung menurun, bahkan untuk kualitas yang sangat sempurna kebaikannya, karena para pembelinya tidak memiliki cara untuk mengetahui apakah produk yang mereka beli akan menjadi sebuah “lemon” (produk yang menyesatkan).
e. Biaya peluang
Walaupun biaya peluang (opportunity cost) kadang-kadang sulit untuk dihitung, efek dari biaya peluang sangatlah universal dan nyata pada tingkat perorangan. Bahkan, prinsip ini dapat diaplikasikan kepada semua keputusan, dan bukan hanya bidang ekonomi. Sejak kemunculannya dalam karya seorang ekonom Jerman bernama Freidrich von Wieser, sekarang biaya peluang dilihat sebagai dasar dariteori nilai marjinal.Biaya peluang merupakan salah satu cara untuk melakukan perhitungan dari sesuatu biaya. Bukan saja untuk mengenali dan menambahkan biaya ke proyek, tetapi juga mengenali cara alternatif lainnya untuk menghabiskan suatu jumlah uang yang sama. Keuntungan yang akan hilang sebagai akibat dari alternatif terbaik lainnya; adalah merupakan biaya peluang dari pilihan pertama. Sebuah contoh umum adalah seorang petani yang memilih mengolah pertaniannya dibandingkan dengan menyewakannya ke tetangga. Maka, biaya peluangnya adalah keuntungan yang hilang dari menyewakan lahan tersebut. Dalam kasus ini, sang petani mungkin mengharapkan untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar dari pekerjaan yang dilakukannya sendiri. Begitu juga dengan memasuki universitas dan mengabaikan upah yang akan diterima jika memilih menjadi pekerja, yang dibanding dengan biaya pendidikan, buku, dan barang lain yang diperlukan (sebagai biaya total dari kehadirannya di universitas). Contoh lainnya ialah biaya peluang dari melancong ke Bahamas, yang mungkin merupakan uang untuk pembayaran cicilan rumah.
Perlu diingat bahwa biaya peluang bukanlah jumlah dari alternatif yang ada, melainkan lebih kepada keuntungan dari suatu pilihan alternatif yang terbaik. Biaya peluang yang mungkin dari keputusan sebuah kota membangun rumah sakit di lahan kosong, merupakan kerugian dari lahan untuk gelanggang olahraga, atau ketidakmampuan untuk menggunakan lahan menjadi sebuah tempat parkir, atauuang yang bisa didapat dari menjual lahan tersebut, atau kerugian dari penggunaan-pengguaan lainnya yang beragam – tapi bukan merupakan agregat dari semuanya (ditotalkan). Biaya peluang yang sebenarnya, merupakan keuntungan yang akan hilang dalam jumlah terbesar di antara alternatif-alternatif yang telah disebutkan tadi.Satu pertanyaan yang muncul dari ini ialah bagaimana menghitung keuntungan dari alternatif yang tidak sama. Kita harus menentukan sebuah nilai uang yang dihubungkan dengan tiap alternatif untuk memfasilitasi pembandingan dan penghitungan biaya peluang, yang hasilnya lebih-kurang akan menyulitkan untuk dihitung, tergantung dari benda yang akan kita bandingkan. Contohnya, untuk keputusan-keputusan yang melibatkan dampak lingkungan, nilai uangnya sangat sulit untuk dihitung karena ketidakpastian ilmiah. Menilai kehidupan seorang manusia atau dampak ekonomi dari tumpahnya minyak di Alaska, akan melibatkan banyak pilihan subyektif dengan implikasi etisnya.
f. Harga maksimum(price) dan harga minimum(floor price)
g. Penawaran dan permintaan
Teori penawaran dan permintaan biasanya mengasumsikan bahwa pasar merupakan pasar persaingan sempurna. Implikasinya ialah terdapat banyak pembeli dan penjual di dalam pasar, dan tidak satupun di antara mereka memiliki kapasitas untuk memengaruhi harga barang dan jasa secara signifikan. Dalam berbagai transaksi di kehidupan nyata, asumsi ini ternyata gagal, karena beberapa individu (baik pembeli maupun penjual) memiliki kemampuan untuk memengaruhi harga. Seringkali, dibutuhkan analisis yang lebih mendalam untuk memahami persamaan penawaran-permintaan terhadap suatu barang. Bagaimanapun, teori ini bekerja dengan baik dalam situasi yang sederhana. Ekonomi arus utama (mainstream economics) tidak berasumsi apriori bahwa pasar lebih disukai daripada bentuk organisasi sosial lainnya. Bahkan, banyak analisis telah dilakukan untuk membahas beragam kasus yang disebut “kegagalan pasar”, yang mengarah pada alokasi sumber daya yang suboptimal, bila ditinjau dari sudut pandang tertentu (contoh sederhananya ialah jalan tol, yang menguntungkan semua orang untuk digunakan tetapi tidak langsung menguntungkan mereka untuk membiayainya). Dalam kasus ini, ekonom akan berusaha untuk mencari kebijakan yang akan menghindari kesia-siaan langsung di bawah kendali pemerintah, secara tidak langsung oleh regulasi yang membuat pengguna pasar untuk bertindak sesuai norma konsisten dengan kesejahteraan optimal, atau dengan membuat “pasar yang hilang” untuk memungkinkan perdagangan efisien dimana tidak ada yang pernah terjadi sebelumnya. Hal ini dipelajari di bidang tindakan kolektif. Harus dicatat juga bahwa “kesejahteraan optimal” biasanya memakai norma Pareto, dimana dalam aplikasi matematisnya efisiensi Kaldor-Hicks, tidak konsisten dengan norma utilitarian dalam sisi normatif dari ekonomi yang mempelajari tindakan kolektif, disebut pilihan masyarakat/publik. Kegagalan pasar dalam ekonomi positif (ekonomi mikro) dibatasi dalam implikasi tanpa mencampurkan kepercayaan para ekonom dan teorinya.
Permintaan untuk berbagai komoditas oleh perorangan biasanya disebut sebagai hasil dari proses maksimalisasi kepuasan. Penafsiran dari hubungan antara harga dan kuantitas yang diminta dari barang yang diberi, memberi semua barang dan jasa yang lain, pilihan pengaturan seperti inilah yang akan memberikan kebahagiaan tertinggi bagi para konsumen.

d. Penerapan Ekonomi Mikro

Ekonomi mikro yang diterapkan termasuk area besar belajar, banyak di antaranya menggambarkan metode dari yang lainnya.Regulasi dan organisasi industri mempelajari topik seperti masuk dan keluar dari firma, inovasi, aturan merek dagang. Hukum dan Ekonomi menerapkan prinsip ekonomi mikro ke pemilihan dan penguatan dari berkompetisi dengan rezim legal dan efisiensi relatifnya.Ekonomi Perburuhan mempelajari upah, kepegawaian, dan dinamika pasar buruh. Finansial publik (juga dikenal dengan ekonomi publik) mempelajari rancangan dari pajak pemerintah dan kebijakan pengeluaran dan efek ekonomi dari kebijakan-kebijakan tersebut (contohnya, program asuransi sosial). Ekonomi kesehatan mempelajari organisasi dari sistem kesehatan, termasuk peran dari pegawai kesehatan dan program asuransi kesehatan.Politik ekonomi mempelajari peran dari institusi politik dalam menentukan keluarnya sebuah kebijakan. Ekonomi kependudukan, yang mempelajari tantangan yang dihadapi oleh kota-kota, seperti gepeng, polusi air dan udara, kemacetan lalu-lintas, dan kemiskinan, digambarkan dalam geografi kependudukan dan sosiologi. Finansial Ekonomi mempelajari topik seperti struktur dari portofolio yang optimal, rasio dari pengembalian ke modal, analisis ekonometri dari keamanan pengembalian, dan kebiasaan finansial korporat. Bidang Sejarah ekonomi mempelajari evolusi dari ekonomi dan institusi ekonomi, menggunakan metode dan teknik dari bidang ekonomi, sejarah, geografi, sosiologi, psikologi dan ilmu politik.

e. Konsep Fudamental Dalam Ekonomi Mikro

Hal-hal yang mendasari ilmu ekonomi mikro yaitu:
  1. Teori konsumsi
  2. Teori produksi dan harga
  3. Kesejahteraan ekonomi
  4. Organisasi industeri
  5. Kegagalan pasar
  6. Perdagangan internasional
  7. Metodologi

2.   Ekonomi Makro

a.    Pengertian Ekonomi Makro

Ilmu Ekonomi makro mempelajari variabel-variabel secara agregat Ekonomi (keseluruhan).Variabel-variabel tersebut ANTARA Lain: pendapatan pendidikan nasional, kesempatan Kerja Dan atau pengangguran, jumlah CORPORINDO distributes, Laju inflasi, pertumbuhan Ekonomi, maupun tanggal tersebut pembayaran Internasional. Makroekonomi menjelaskan perubahan ekonomi yang memengaruhi banyak rumah tangga (household), perusahaan, dan pasar.
Ekonomi makro dapat digunakan untuk menganalisis cara terbaik untuk memengaruhi target-target kebijaksanaan seperti pertumbuhan ekonomi, stabilitas harga, tenaga kerja dan pencapaian keseimbangan neraca yang berkesinambungan.

b.    Pokok Persoalan Yang Dihadapi Oleh Ekonomi Mikro

Ilmu Ekonomi makro mempelajari masalah-masalah Ekonomi Utama sebagai berikut:Sejauh mana berbagai Sumber Daya telah dimanfaatkan di dalam lingkungan kegiatan Ekonomi. Apabila seluruh Sumber Daya telah dimanfaatkan Suami keadaan disebutkesempatan kerja penuh . Sebaliknya Bila Masih ADA Sumber Daya Yang Belum dimanfaatkan berarti perekonomian dalam keadaan di bawah kerja atau terdapat pengangguran / Belum berada PADA Posisi kesempatan Kerja Penuh.Sejauh mana perekonomian dalam keadaan stabil khususnya stabilitas di Kepemilikan Modal moneter. Apabila Diskonto CORPORINDO cenderung menurun dalam Jangka Panjang berarti terjadi inflasi. Sebaliknya terjadi deflasi.Sejauh mana perekonomian mengalami pertumbuhan Dan pertumbuhan tersebut disertai Mencari Google Artikel Baru Distribusi pendapatan Yang membaik ANTARA pertumbuhan Ekonomi Dan pemerataan dalam Distribusi pendapatan terdapat trade off maksudnya Bila Yang Satu membaik Yang Lainnya cenderung memburuk.
c.    Asal Mula Konsep-konsep Ekonomi Makro

Hingga 1930 sebagian besar analisis ekonomi terfokus pada industri dan perusahaan. Ketika terjadi Depresi Besar pada tahun 1930-an, dan dengan perkembangan konsep pendapatan nasional dan statistik produk, bidang ekonomi makro mulai berkembang. Saat itu, gagasan-gagasan yang terutama berasal dari John Maynard Keynes, yang menggunakan konsep aggregate demand untuk menjelaskan fluktuasi antara hasil produksi dan tingkat pengangguran, sangat berpengaruh dalam perkembangan bidang ini. Keynesianisme didasarkan pada gagasan-gagasannya.

Selasa, 04 Agustus 2015

contoh laporan observasi bahasa indonesia

LAPORAN OBSERVASI
TAMAN REPTILE
JALAN BALEKAMBANG NO.1 SURAKARTA
 


                                     
                              
Disusun untuk melengkapi salah satu tugas Bahasa Indonesia :
Oleh :
Kelas               : X IIS 3
Ketua               : Andreas Andika Cristian     
Sekertaris         : Widya                                   
Anggota          : Rudy Hendra                                  
                                      Hanna                                    
                                      Erika                                      

SMA WARGA SURAKARTA
2014










DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR................................................................................       
DAFTAR ISI................................................................................................       
BAB 1 : PENDAHULUAN.........................................................................       
A.    Latarbelakangmasalah........................................................................       
B.     Rumusanmasalah................................................................................
C.    Tujuanobservasi..................................................................................       
D.    Manfaatobservasi...............................................................................       
E.     Pelaksanaanobservasi.........................................................................
BAB 2 :PEMBAHASAN  ...........................................................................       
A.    Batasandanpengertian........................................................................       
B.     Data lapangan.....................................................................................       
C.    Pembahasanmateri..............................................................................       

BAB 3 : PENUTUP.....................................................................................       
A.    Kesimpulan.........................................................................................       
B.     Saran...................................................................................................            
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................             

KATA PENGANTAR
Pujisyukur pada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat kuasaNya kelompok kami dapat menjalankan tugas observasi dengan lancar, dan dapat menyelesaikannya dengan baik.Tak lupa pula kami mengucapkan terima kasih kepada:
1.      Ibu Titik Purwanti S.pd,M.pd selaku Kepala Sekolah , yang telah memberikan ijin kepada kelompok kami dalam observasi.
2.      Ibu Rizqi selaku guru Bahasa Indonesia, yang telah memberikan pengarahan kelompok kami dalam observasi.
3.      Taman Balai kambang sebagai objek observasi kami, yang telah membantu kelompok kami dalam menyampaikan wawasan dalam observasi kami.
4.      Teman teman yang selalu ada untuk menyemangati serta mengarahkan juga dalam observasi kelompok kami.
Laporan ini disusun untuk melengkapi tugas Bahasa Indonesia. Observasi ini dilakukan di Taman Balekambang Jln Balekambang No1 Surakarta. Demikian laporan kami yang kurang sempurna, maka kami sangat membutuhkan kritik dan saran, untuk kesempurnaaan laporan ini. Semoga laporan observasi dari kelompok kami sangat bermanfaat. Mohon maaf apabila ada kesalahan dalam kami menulis, terimakasih.

Surakarta, 8 September 2014














BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Perkembangan dan kemajuan pariwisata di Indonesia dari tahun ketahun semakin berkembang dan semakin beraneka ragam. Di Indonesia banyak sekali obyek obyek pariwisata seperti kebun binatang, pantai, gunung, museum dan masih banyak lagi.
Di pulau Jawa semakin hari penduduknya semakin bertambah maka dari itu obyek wisata sangat diperlukan untuk rekreasi atau sekedar menghilangkan stres dari segala aktifitas yang dilakukan sehari hari. Obyek wisata di pulau Jawa yang banyak digemari oleh masyarakat antara lain wisata di daerah pantai dan daerah pegunungan.
Di daerah Jawa Tengah khususnya di kota Solo terdapat banyak obyek wisata anatara lain Kebun Binatang Jurug yang terdapat diperbatasan antara kota Solo dengan Kabupaten Karanganyar, Keraton Surakarta, dan juga terdapat  sebuah Taman Balekambang yang  terdapat di belakang stadiun Manahan.
Di Taman Balekambang terdapat banyak sekali pohon pohon besar maupun kecil juga terdapat kolam yang sering di gunakan untuk memancing para pengunjung. Taman tersebut juga sering digunakan untuk para mahasiswa atau mahasiswa untuk mngerjakan tugas karna tempatnya yang begitu sejuk dan tenang
Taman tersebut juga dilengkapi oleh fasilitas kebun binatang mini yaitu Taman Reptile. Di Taman Reptile tedapat cukup banyak koleksi binatang baik berupa unggas, ikan, ular, burung, reptile. Contoh unggas yaitu ayam kate, contoh ikan yaitu ikan kakap merah, contoh ular yaitu ular phiton, contoh burung yaitu burung kakaktua, contoh reptile yaitu buaya.
Berdasarkan kajian tersebut perlu dilakukan observasi mengenai Taman Balekambang terutama di dalam Taman Reptile karena dapat mengetahui secara jelas apa yang terdapat di Taman Reptile tersebut.




B.     Perumusan Masalah
Rumusan masalah laporan observasi ini dapat dikemukakan sebagai berikut:

1.      Bagaimana cara merawat hewan hewan yang terdapat di Taman Reptile tersebut?
2.      Bagaimana hewan-hewan tersebut dapat terkumpul di Taman Reptile?
3.      Bagaimana kondisi tempat dan kondisi hewan yang berada di Taman Reptile?

C.    Tujuan Penulisan
Observasi ini dilakukan dengan tujuan:
Ø  Mengetahui kondisi tempat Taman Reptile ditinjau dari penataan tempat dan kandang antar hewan
Ø  Mengetahui kondisi hewan-hewan yang terdapat di Taman Reptile tersebut
Ø  Sebagai tugas mata pelajaran Bahasa Indonesia

D.    Manfaat Penulisan
·         Mengetahui jenis jenis hewan reptile
·         Mengetahui cara merawat hewan
E.     Pelaksaan Observasi
Observasi ini dilaksanakan di Taman Reptile yang beralamat di Jalan Balekambang No.1 Surakarta
 Observasi ini dilakukan Sabtu, 30 Agustus 2014.

  

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Batasan dan Pengertian
Reptil (binatang melata) adalah sebuah kelompok hewan vertebrata yang
berdarah dingin dan memiliki sisik yang menutupi tubuhnya (http://id.wikipedia.org/wiki/Reptil,2014:1). Reptil adalah salah satu jenis vertebrata atau hewan yang memiliki tulang belakang berdarah dingin dan memiliki sisik di sekujur tubuhnya (http://www.satwa.net.2014:1).
            Sedangkan kami berpendapat bahwa hewan reptile adalah hewan yang bertulang belakang dan berdarah dingin mempunyai sisik di seluruh tubuhnya dan pemakan daging.
            Jadi kesimpulan reptile adalah sebuah kelompok hewan vertebrata (hewan yang memiliki tulang belakang), bertulang belakang, berdarah dingin dan mempunyai sisik di seluruh tubuhnya.

B.     Pembahasan Materi
1.      Cara merawat hewan hewan disini sangatlah mudah hanya memerlukan  kedisiplinan dalam membersihkan kandang hewan secara teratur dan memberi makan secara teratur.
2.      Hewan hewan di Taman Reptile terkumpul karena adanya hewan yang menjadi koleksi pribadi dari pemilik Taman Reptile dan sebagian hewan dari sumbangan dari orang orang yang mempunyai binatang tersebut tetapi tidak bisa merawat dengan baik atau sibuk dengan aktifitasnya.
3.      Kondisi hewan sangat terawat dengan kondisi kandang yang nyaman sehingga hewan menjadi sehat.



BAB III
PENUTUP
A.      Kesimpulan
1.      Taman Reptile banyak digemari oleh pengunjung Taman Balekambang
2.      Koleksi hewan yang berada di Taman Reptile cukup lengkap
3.      Suasana tempat dan kondisi setiap kandang cukup nyaman

B.       Saran
1.      Sebaiknya koleksi hewanya diperbanyak

2.      Sebaiknya ditambah aksesoris yang dapat menambah keindahan Taman Reptile

Bagian-Bagian Gitar Dan fungsinya

Kali ini saya akan membagikan tentang begian-bagian gitar akustik dan gitar elektrik beserta fungsinya, selamat menikmati dan semoga bermanfaat gaes J
Bagian-Bagian Gitar dan Fungsinya
Banyak bagian yang sama antara gitar akustik dengan gitar listrik, namun ada beberapa bagian yang hanya terdapat pada gitar listrik atau hanya pada gitar akustik. Bagian yang berbeda tersebut biasanya adalah bagian-bagian penguatan suara senar gitarnya.

Gambar Anatomi Gitar Akustik

Gambar Anatomi Gitar Listrik

Bagian yang ada pada gitar akustik dengan gitar listrik:
  • Tuning Machines: berfungsi untuk menyetem/tuning senar gitar. Disarankan ke nada standar EADGBE dengan A=400Hz. Dapat dibantu menggunakan tuner.
  • Headstock: bagian yang berfungsi menahan senar dan tuning machines
  • Nut: berfungsi untuk mengatur penempatan senar agar tetap konsisten pada tempatnya
  • Neck: bilah kayu panjang, berfungsi untuk meletakkan fretboard.
  • Fingerboard: papan panjang tempat dipasang fret logam yang membagi wilayah nada
  • Fret: logam melintang terletak di sepanjang Fingerboard untuk membagi wilayah nada
  • Strap pin: bagian untuk memasukan strap gitar.
  • Strings: senar gitar,sumber suara utama gitar. Dapat terbuat dari nylon (hanya untuk gitar akustik dan akustik elektrik). Dapat terbuat dari logam steel dan nikel (untuk semua gitar)
  • Body: badan gitar
  • Pick guard: pelindung body gitar dari penggunaan pick gitar
  • Bridge: penahan senar ke badan gitar
  • End pin: bagian untuk memasukan strap gitar (sama seperti strap pin)
Bagian khusus gitar akustik
  • Body berbentuk kotak kopong berfungsi sebagai kotak resonansi.
  • Sound hole: lubang suara berfungsi sebagai kotak resonansi menguatkan suara getaran senar gitar.
Bagian khusus gitar listrik
  • Pickups: pendeteksi getaran senar dan mengubahnya dari energi mekanis menjadi energi listrik yang selanjutnya diperkuat oleh amplifier menghasilkan suara.
  • Bar (tremolo): alat modulasi nada, menaikan maupun menurunkan nada. Biasanya dengan cara di"bending"
  • Pickup selector switch: switch pengatur pickups untuk memilih pickup mana yang akan diaktifkan untuk mendapatkan karakter suara yang diinginkan
  • Volume control: pengatur volume suara
  • Tone control: pengatur level bass dan treble suara gitar
  • Output jack: penyambung keluaran gitar ke amplifier atau peralatan elektronik lainnya
Catatan:
  • Pada gitar akustik elektrik menggabungkan hampir semua fitur pada gitar akustik dan elektrik.
  • Pada gitar modifikasi, ada bagian-bagian yang dapat ditambahkan sesuai kebutuhan.


pengaruh, perubahan dan peninggalan Belanda Di Indonesia

Pengaruh Belanda di Indonesia

Saat ini seringkali muncul stereotype bernada negatif atas budaya Barat. Di Indonesia, budaya Barat disebar seiring kekuasaan kolonial. Barat yang dimaksud di dalam tulisan ini adalah Negara-negara Eropa, terutama Belanda, yang melakukan kolonisasi atas kepulauan nusantara. Kendati demikian, terdapat pengaruh Barat tertentu yang terus membekas di dalam struktur kebudayaan Indonesia hingga kini. Misalnya sistem pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu komponen nonmaterial kebudayaan yang punya peran signifikan dalam melestarikan suatu budaya. Selain pendidikan, mekanisme administratif pemerintahan Belanda juga punya pengaruh tersendiri atas pembentukan sistem sosial (politik) Indonesia. Bangsa Barat utama yang pengaruhnya cukup membekas adalah Portugis dan Belanda. Terutama Belanda, budaya kedua bangsa ini sebagian terserap ke dalam struktur budaya Indonesia. Namun, sisa-sisa pengaruh ini kurang begitu kuat mempengaruhi benak kesadaran orang Indonesia, mungkin akibat perbedaan blue print manusianya (barat versus timur). Budaya Barat, sesuai namanya, merupakan produk perkembangan di bilangan barat dunia yang menekankan individualitas dan kebebasan. Sementara Indonesia merupakan bagian bangsa timur yang menghendaki harmoni, komando, dan kolektivitas. Koentjaraningrat mencatat, pengaruh budaya barat atas Indonesia diawali aktivitas perdagangan Portugis paruh pertama abad ke-16. Tahun 1511 Portugis menaklukan Malaka, pelabuhan dagang di barat kepulauan Indonesia. Penaklukan membuat Portugis mampu mengendalikan aspek-aspek penting kehidupan masyarakat di sana. Tatkala penaklukan terjadi, Islam tengah tumbuh sebagai agama dan budaya baru nusantara. Tidak perlu waktu lama, Islam berangsur jadi agama dominan di kepulauan Indonesia. Konflik yang kemudian terjadi kemudian kerap digeneralisasi menjadi konflik Barat versus Islam. Konflik bahkan masih terus berlangsung hingga tulisan ini dibuat. Tahun 1641 orang Belanda merebut Malaka dari Portugis. Sebelumnya, tahun 1619 mereka sudah membangun benteng kuat di Batavia saat menguasai Banten, pelabuhan dagang nusantara lain yang penting. Tahun 1755, VOC mengadakan perjanjian Gianti dengan Mataram Islam, kerajaan yang merupakan salah satu rival mereka dalam menguasai jalur dagang. Dalam perjanjian Gianti, Mataram dipecah menjadi Yogyakarta, Surakarta, dan Mangkunegara. Tahun 1799, VOC (perusahaan swasta Belanda) bangkrut. Mulai tahun tersebut orang-orang Belanda mengatasnamakan Kerajaan Belanda dalam mengelola Indonesia.

Tahun 1824 Belanda menukar Singapura dengan Bengkulu. Singapura awalnya dikuasai Belanda dan Bengkulu oleh Inggris. Lokasi Bengkulu terisolasi di bagian selatan-barat pulau Sumatera. Tahun 1837 Belanda menguasai Sumatera Barat usai Perang Paderi. Tahun 1883, Tanah Batak masuk ke dalam kekuasaan Belanda, hanya setelah berpayah-payah menaklukan orang Batak Toba. Tahun 1894, Lombok masuk ke kekuasaan Belanda disusul Bali tahun 1906, lewat Perang Badung (Puputan Badung). Aceh terakhir masuk ke dalam kekuasaan Belanda pada 1903 (atau 1905), setelah perang kurang lebih 30 tahun sejak 1873. Dari paparan ini tampak kekuasaan Belanda atas Indonesia berlangsung gradual. Wilayah yang satu dikuasai terlebih dulu ketimbang lainnya. Kendati demikian, tetap ada wilayah yang tidak terjamah kekuasaan kolonial Belanda. Bernard H.M. Vlekke membagi pengaruh Belanda di nusantara ke dalam tiga bagian.[2] Pertama, di Sumatera dan Kalimantan pengaruh orang Eropa hampir tidak punya dampak pada kehidupan pribumi. Kedua, pengaruh di bagian timur kuat tetapi opresif. Ketiga, di Jawa di mana Belanda mampu mencengkeram hingga pedalaman dan menimbulkan perubahan struktur sosial serta ekonomi orang Indonesia.

Di Jawa, Maluku dan Sulawesi Utara berkembang pelapisan sosial. Lapisan pertama kaum buruh yang meninggalkan budaya tani untuk menjadi pelayan rumah tangga Eropa, tukang, atau buruh industri. Lapisan kedua kaum pegawai (priyayi) yang bekerja di belakang meja tulis dan harus menempuh pendidikan Belanda terlebih dahulu.[3] Lapisan ketiga, kelas menengah baru pribumi yang melakukan kegiatan dagang di bidang-bidang yang belum digarap pengusaha Cina (dan Asia lain) seperti rokok kretek, batik, tenun, ataupun kerajinan tangan. Pola-pola pelapisan sosial seperti ini belum ada di Indonesia sebelum pengaruh Belanda.

·      Pendidikan : Salah satu pengaruh peradaban Belanda atas struktur budaya Indonesia adalah pendidikan. Sistem pendidikan Belanda bersaing dengan sistem pendidikan lokal Indonesia yang umumnya berupa pecantrikan dan mandala. Juga, sekolah-sekolah Belanda mulai menyaingi pesantren, lembaga pendidikan yang banyak dipengaruhi Islam. Sekolah, sebagai basis proses pendidikan formal Indonesia saat ini, merupakan wujud nyata membekasnya pengaruh Belanda. Peserta didik dibagi ke dalam lokal-lokal menurut rombongan belajar, di setiap kelas peserta didik duduk dalam beberapa banjar menghadap ke depan, dan guru berdiri di muka kelas selaku narasumber utama belajar. Ini serupa dengan struktur kelas di dalam gereja sejak masa skolastik Eropa. Namun, sistem persekolahan Belanda awalnya bersifat segregatif. Ada sekolah khusus Belanda dan Eropa seperti Europesche Lagere School (ELS), untuk Tionghoa semisal Hollands Chinese School, ataupun Indlansche School untuk pribumi. Ciri umum sistem pendidikan Belanda adalah pembagian jenjang pendidikan berdasarkan tahun. Misalnya suatu jenjang pendidikan dasar ditempuh selama lima atau enam tahun dan lanjutannya selama tiga tahun. Selain itu, terdapat prasyarat usia sebelum seorang peserta didik dimasukkan ke jenjang pendidikan tertentu. Sistem pendidikan barat di Indonesia lebih serius digarap Belanda sejak abad ke-18 dan semakin tegas tatkala Politik Etis diberlakukan tahun 1911 lewat tokoh liberalnya, Van Deventer. Sebelum Politik Etis, tujuan pembentukan sistem pendidikan Belanda bagi orang Indonesia sekadar untuk menyediakan tenaga ahli yang murah untuk mengerjakan administrasi kolonial. Ini guna mengantisipasi meluasnya wilayah kekuasaan Belanda. Luasnya wilayah kelola tentu diiringi kerumitan serupa dalam tata administrasinya.

·      Rumah Tinggal : Peninggalan budaya Belanda lain adalah rumah tinggal. Seperti diketahui, orang-orang Belanda kebanyakan tinggal di sentra-sentra kegiatan ekonomi di mana tanah dan material bangunannya cukup mahal. Selain orang biasa, konstruksi bangunan Belanda juga banyak dipakai oleh keluarga-keluarga priyayi Indonesia. Misalnya raja-raja Indonesia seperti di Banten dan Yogyakarta membangun rumah kediaman mereka serupa dengan konstruksi rumah-rumah Belanda. Bangunan Belanda kerap disebut puri Belanda, yang juga berfungsi sebagai basis pertahahan terakhir tatkala terjadi perang. Umumnya, gedung perkantoran Belanda di Indonesia dibangun bergaya Yunani-Romawi Kuno. Cirinya adalah bangunannya besar-besar, pilar besar dan tinggi di bagian depan, hiasan doria dan ionia dari Yunani.

·      Budaya Indis : Indis adalah kebudayaan campuran antara budaya Belanda dengan Pribumi. Indis terutama berkembang di pulau Jawa antara abad ke-18 hingga 19. Kebudayaan Indis dapat diidentifikasi pada pelacakan pengaruh budaya Belanda atas tujuh unsur budaya universal (yang awalnya dimiliki kalangan pribumi) yaitu bahasa, peralatan dan perlengkapan hidup manusia, matapencarian hidup dan sistem ekonomi, sistem kemasyarakatan, kesenian, ilmu pengetahuan dan religi. Namun, praktek budaya Indis lebih dialami masyarakat pribumi di Jawa, khususnya kalangan menengah ke atas.

·      Agama : Belanda merupakan rival Portugis dalam dominasi jalur-jalur dagang nusantara. Dominasi Portugis berhasil dipatahkan Belanda dengan merebut Malaka dari tangan mereka tahun 1611. Dominasi Portugis di Maluku juga beralih ke tangan Belanda tahun 1621, ketika Jan Pieterszoon Coen mendirikan pos perdagangan kumpeni (VOC) di Kepulauan Banda. Naiknya dominasi Belanda membuat pergerakan misionaris Katolik Portugis tersendat untuk kemudian digantikan zending Protestan Belanda. Kekuatan pengaruh Katolik Portugis hanya tersisa di Flores dan Timor. Pengaruh Belanda di bidang agama terutama di Sumatera Utara (terutama di Tanah Batak), Sulawesi Utara (terutama di Manado dan Minahasa), Kepulauan Maluku (terutama di Ambon), Papua (termasuk Papua Barat), serta Sulawesi Tengah-Selatan (terutama Tana Toraja). Pada abad ke-17 dan 18 Hindia-Belanda tidak dikuasai secara langsung  oleh pemerintah Belanda namun oleh perusahaan dagang bernama Perusahaan Hindia Timur Belanda (Verenigde Oostindische Compagnie) atau VOC). VOC telah diberikan hak monopoli terhadap perdagangan dan  aktivitas kolonial di wilayah tersebut. Setelah VOC jatuh bangkrut pada akhir abad ke-18, pemerintah Belanda mengambil alih kepemilikan VOC pada tahun 1816. Kedatangan bangsa Belanda tersebut mengakibatkan perubahan perubahan masyarakat Indonesia yang meliputi antara lain sebagai berikut.

Perubahan Masyarakat Masa Penjajahan Belanda
a. Perluasan penggunaan lahan
Pada masa penjajahan, terjadi perubahan besar dalam perkembangan perkebunan di Indonesia. Penambahan jumlah lahan untuk tanaman ekspor dilakukan di berbagai wilayah di Indonesia. Bukan hanya pemerintah kolonial yang mengembangkan lahan perkebunan di Indonesia, tetapi juga melibatkan perusahaan. Pada masa Pemerintah Kolonial Hindia Belanda, banyak perusahaan asing yang menanamkan investasi di Indonesia.  Salah satu contoh bekas peninggalan Belanda adalan Saluran irigasi Bendung Komering 10 (BK 10) Kabupaten OKU Timur, Sumatra Selatan. Saluran tersebut dibangun sejak masa Hindia Belanda. Daerah OKU Timur yang awalnya hutan belantara berubah menjadi lahan pertanian dan perkebunan yang sangat subur hingga sekarang. Sepanjang aliran irigasi tersebut menjadi lumbung padi Sumatra Selatan hingga sekarang.

b. Persebaran penduduk dan urbanisasi
Politik Etis yang antara lain terdiri dari irigasi, transmigrasi, dan edukasi. Tujuan utama transmigrasi pada masa tersebut adalah untuk menyebarkan tenaga murah di berbagai perkebunan Sumatra dan Kalimantan. Pembukaan perkebunan pada masa Kolonial Barat di Indonesia telah berhasil mendorong persebaran penduduk Indonesia. Persebaran penduduk yang pada umumnya dari Jawa ke luar Jawa. Saat ini sebagian besar transmigran tidak lagi menjadi tenaga kerja murah yang dipekerjakan di perkebunan tetapi berbalik menjadi majikan. Mereka dapat menggarap lahan dengan tanaman yang produktif seperti kelapa sawit, coklat, kopi, dan lain sebagainya. Dari aktivitas tersebut mereka dapat meningkatkan kondisi ekonominya. Di samping itu hasil produksi mereka telah dapat membantu untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, tidak hanya masyarakat di lingkungan sekitar, namun sudah menjadi komoditas ekspor. Munculnya berbagai pusat industri dan perkembangan berbagai fasilitas di kota menjadi daya dorong terjadinya urbanisasi. Urbanisasi terjadi hampir di berbagai daerah di Indonesia. Daerah yang awalnya hutan belantara menjadi ramai dan gemerlap karena ditemukan tambang.

c. Pengenalan tanaman baru
Pengaruh pemerintah Kolonial Barat dalam satu sisi memiliki pengaruh positif dalam mengenalkan berbagai tanaman dan teknologi dalam pertanian dan perkebunan. Beberapa tanaman andalan ekspor dikenalkan dan dikembangkan di Indonesia. Jenis tanaman itu di samping kopi juga antara lain tembakau, tebu, dan nila. Pengenalan tanaman baru sangat bermanfaat dalam pengembangan pertanian dan perkebunan di Indonesia.

d. Penemuan tambang-tambang
Pembukaan lahan pada saat masa penjajah Kolonial Barat juga dilakukan untuk melakukan aktifitas pertambangan seperti tambang minyak bumi, tambang batu bara, dan juga tambang logam. Pembukaan lahan pertambangan tersebut terutama terjadi pada masa akhir abad ke 19 dan pada awal abad ke 20.

e. Transportasi dan komunikasi
Pada saat zaman penjajahan kolonial Belanda sangat banyak dibangun jalan raya penghubung kota, rel kereta api, dan beberapa jaringan telepon (komunikasi). Pembangunan berbagai macam fasilitas transportasi dan komunikasi ini menjadi pendorong pergerakan penyaluran barang dan jasa yang relatif cepat. Pada fasilitas transportasi laut juga banyak dibangun berbagai dermaga/pelabuhan di berbagai daerah di wilayah Indonesia. Jalur Anyer ke Panarukan yang dibangun pada masa Pemerintah gubener jenderal Daendels. Pembangunan jalan yang membentang pada pantura tersebut mempermudah bagi jalur transportasi dan komunikasi rakyat Indonesia, pada khususnya di pulau Jawa. Pembangunan jalur rel kereta api juga dilaksanakan di berbagai daerah atau wilayah di pulau Jawa dan pulau Sumatra.

f. Perkembangan kegiatan ekonomi
Perubahan masyarakat pada aktifitas ekonomi pada saat masa pemerintah penjajah kolonial terjadi baik pada aktifitas produksi, aktifitas konsumsi, maupun aktifitas distribusi.  aktifitas produksi pada kegiatan mengolah pertanian dan perkebunan semakin moderen dengan adanya penemuan berbagai macam teknologi pada pertanian yang sangat bervariasi. Pembukaan berbagai jenis perusahaan telah banyak melahirkan beragam pekerjaan pada bidang yang berbeda. Munculnya banyak pekerja pada lahan perkebunan, mandor/pengawas dan administrasi yang ada di berbagai perusahaan milik pemerintah maupun milik swasta. Aktifitas ekspor-impor juga tengah mengalami kenaikan yang sangat signifikan pada saat masa pemerintah penjajah Kolonial Barat. Hal ini menunjukkan bila aktifitas ekonomi mengalami banyak perkembangan yang sangat pesat, dilihat dari kualitas pada proses produksi dari yang tradisional ke teknologi yang lebih modern. Dilihat dari pada hasil produksinya bisa terlihat adanya banyak peningkatan pada kualitas. Dilihat dari pada distribusi juga banyak mengalami perkembangan, distribusi yang pada mulanya hanya dilakukan antar wilayah/daerah lalu meningkat menjadi antar bangsa/negara dan benua. Hal tersebut tampak dari adanya peningkatan aktivitas ekspor maupun impornya. Sedangkan diketahui dari kegiatan konsumsi, masyarakat bisa menikmati hasil dari produksi dengan meningkatnya kualitas yang jauh lebih baik.




g. Mengenal uang
Pada saat masa pemerintah penjajah Kolonial Barat, uang pun mulai dikenalkan sebagai alat untuk pembayaran jasa para tenaga kerja. Keberadaan mata uang adalah barang baru dalam kehidupan para penduduk/masyarakat menjadi sebuah daya tarik tersendiri. Masyarakat pun mulai menyenangi mata uang, sebab dianggap sangat mudah digunakan. Uang yang kamu kenal sekarang mengalami proses perkembangan cukup panjang, antara lain sebagai berikut.

h. Perubahan dalam Pendidikan
Sistem pendidikan pesantren berkembang di berbagai daerah pada masa sebelum kedatangan Bangsa Barat. Kedatangan bangsa Belanda mengubah sistem pendidikan menjadi dua model yaitu pendidikan yang didirikan dan dikembangkan oleh lembaga pemerintah, dan yang model kedua adalah pendidikan yang didirikan dan dikembangkan oleh suwadaya masyarakat. Pada masa pemerintahan Kolonial Barat, terjadi pembedaan pendidikan di Indonesia. Sekolah dibedakan menjadi dua golongan yakni sekolah untuk bangsa Eropa dan sekolah untuk penduduk pribumi. Hal ini mendorong lahirnya berbagai gerakan pendidikan di Indonesia. Taman Siswa yang berdiri di Yogyakarta merupakan salah satu pelopor gerakan pendidikan modern di Indonesia. Sekolah-sekolah yang dipelopori berbagai organisasi pergerakan nasional tumbuh pesat pada awal abad 20. Dipusat-pusat daerah kekuasaan Belanda di wilayah Indonesia menjadi pusat perkembangan atau pertumbuhan berbagai sekolah - sekolah di wilayah Indonesia. Salah satu sekolah-sekolah yang sudah berdiri sejak zaman penjajahan kolonial perguruan tinggi seperti ITB (Institut Teknologi Bandung) dan IPB (Institut Pertanian Bogor). Pada zaman penjajahan Belanda ITB bernama Technische Hoogeschool te Bandoeng (THS - 1920-1942). Sedangkan IPB bernama Landsbouwkundige Faculteit.Pengaruh pendidikan modern berdampak pada perluasan lapangan kerja pada masyarakat Indonesia. Munculnya elit intelektual menyebabkan lahirnya jenis pekerjaan baru seperti guru, administrasi, pegawai pemerintah, dan sebagainya.

i. Perubahan dalam aspek politik
Perubahan pada sistem politik juga bisa terjadi dengan dikenalnya pada sistem pemerintahan yang baru. Pada saat zaman kerajaan dikenal para penguasa seperti raja serta bupati, pada saat masa pemerintah penjajah Kolonial Barat diketahui sistem pemerintahan yang dipimpin Gubernur Jenderal, Residen dan Bupati. Para raja yang ada di nusantara menjadi kehilangan sebuah kekuasaannya karena digantikan oleh kekuasaan pemerintah penjajah Kolonial. Terbentuknya pemerintahan kolonial Hindia Belanda pada satu sisi sangat menguntungkan untuk bangsa Indonesia. Pemerintahan kolonial Hindia Belanda yang terpusat menjadikan hubungan yang sangat erat antara rakyat/masyarakat Indonesia dari berbagai penjuruh daerah. Munculnya perasaan senasib serta sepenanggungan pada masa tersebut memunculkan berbagai macam organisasi yang mengobarkan semangat pergerakan nasional tersebut tidak lepas karena adanya ikatan politik kolonial Hindia Belanda.
Sebelum zaman kolonial Hindia Belanda, masyarakat Indonesia terbagi-bagi oleh sistem politik pemerintahan kerajaan. Terdapat sekitar puluhan kerajaan yang ada di berbagai daerah di wilayah Indonesia. Pada saat masa pemerintah kolonial Hindia Belanda, di berbagai daerah tersebut bisa disatukan pada satu identitas pemerintahan kolonial Hindia Belanda.



j. Perubahan dalam aspek Budaya
Berbagai perubahan budaya pada masa penjajahan Belanda adalah dalam seni bangunan, tarian, cara berpakaian, bahasa, dan teknologi. Seni pada bangunan den.gan pada masa penjajahan mengunakan gaya Eropa seperti pada Benteng Vredeburg di Yogyakarta. Penjajahan kolonial Belanda sangat berpengaruh terhadap adanya teknologi dan seni bangunan di wilayah Indonesia. Teknologi pada bangunan modern dikenalkan oleh Bangsa Barat di berbagai daerah di wilayah Indonesia. Perubahan kesenian juga terjadi terutama di masyarakat perkotaan yang mulai mengenal tarian-tarian Barat. Kebiasaan dansa dan minum-minuman yang dikenalkan para pejabat Belanda berpengaruh pada perilaku sebagian masyarakat Indonesia. Dalam bidang bahasa banyak bahasa-bahasa Belanda yang sedikit banyak memengaruhi pada kosa kata di Bahasa Indonesia. Beberapa kata yang merupakan serapan dari Bahasa Belanda antara lain : Kulkas = Koelkast, Kamar (ruangan) = Kamer- Saklar = Schakelaar, Kenop = Knopje, Keran = Kraan, Kubus = Kubus, Dus = Doos, Soak = Zwak, dan Baut, mur = Bout, Moer

Pengaruh kolonial yang lain adalah persebaran agama Kristen di Indonesia. Pengaruh kolonial yang lain adalah persebaran agama Kristen di Indonesia. Penyebaran agama Kristen sangat intensif seiring dengan datangnya Bangsa-bangsa Barat ke Indonesia pada abad ke-16. Kedatangan Bangsa-bangsa Barat itu semakin memantapkan dan mempercepat penyebaran Agama Kristen di Indonesia. 

Peninggalan Belanda Di Indonesia
·         Balai Kota Surabaya



Gedung utama Balai Kota di Taman Surya di daerah Ketabang itu mulai dibangun pada tahun 1923 dan mulai ditempati pada tahun 1927. Arsiteknya ialah C. Citroen dan pelaksanaannya H.V. Hollandsche Beton Mij. Biaya seluruhnya, termasuk perlengkapan dan lain-lainnya, menghabiskan dana sekitar 1000 gulden.

Ukuran gedung utama : panjang 102 m dan lebar 19 m. Konstruksinya terdiri dari tiang-tiang pancang beton bertulang yang ditanam, sedangkan dinding-dindingnya diisi dengan bata dan semen. Atapnya terbuat dari rangka besi dan ditutup dengan sirap, Belakangan atap ini kemudian diganti dengan genteng. 


·

·         Fort Rotterdam Makassar

Fort Rotterdam atau Benteng Ujung Pandang (Jum Pandang) adalah sebuah benteng peninggalan Kerajaan Gowa-TalloLetak benteng ini berada di pinggirpantai sebelah barat Kota MakassarSulawesi Selatan.

Benteng ini dibangun pada tahun 1545 oleh Raja Gowa ke-9 yang bernama I manrigau Daeng Bonto Karaeng Lakiung Tumapa'risi' kallonna. Awalnya benteng ini berbahan dasar tanah liat, namun pada masa pemerintahan Raja Gowa ke-14 Sultan Alauddin konstruksi benteng ini diganti menjadi batu padas yang bersumber dari Pegunungan Karst yang ada di daerah MarosBenteng Ujung Pandang ini berbentuk seperti seekor penyu yang hendak merangkak turun ke lautan. Dari segi bentuknya sangat jelas filosofi Kerajaan Gowa, bahwa penyu dapat hidup di darat maupun di laut. Begitu pun dengan Kerajaan Gowa yang berjaya di daratan maupun di lautan.


·         Istana Bogor
Istana Bogor dahulu bernama Buitenzorg atau Sans Souci yang berarti "tanpa kekhawatiran".
Sejak tahun 1870 hingga 1942, Istana Bogor merupakan tempat kediaman resmi dari 38 Gubernur Jenderal Belanda dan satu orang Gubernur Jenderal Inggris.

Pada tahun 1744 Gubernur Jenderal Gustaaf Willem Baron Van Imhoffterkesima akan kedamaian sebuah kampung kecil di Bogor (Kampung Baru), sebuah wilayah bekas Kerajaan Pajajaran yang terletak di hulu Batavia. Van Imhoff mempunyai rencana membangun wilayah tersebut sebagai daerah pertanian dan tempat peristirahatan bagi Gubernur Jenderal.

·         Gedung Agung Yogyakarta



Gedung utama kompleks istana ini mulai dibangun pada Mei 1824 yang diprakarsai oleh Anthony Hendriks SmissaeratResiden Yogyakarta ke-18 (1823-1825) yang menghendaki adanya "istana" yang berwibawa bagi residen-residen Belanda sedangkan arsiteknya adalah A. Payen.

Karena adanya Perang Diponegoro atau Perang Jawa (1825-1830) pembangunan gedung itu tertunda. Pembangunan tersebut diteruskan setelah perang tersebut berakhir yang selesai pada 1832Pada 10 Juni 1867, kediaman resmi residen Belanda itu ambruk karena gempa bumi. Bangunan baru pun didirikan dan selesai pada 1869. Bangunan inilah yang menjadi gedung utama komplek Istana Kepresidenan Yogyakarta yang sekarang disebut juga Gedung Negara.

Pada 19 Desember 1927, status administratif wilayah Yogyakarta sebagai karesidenan ditingkatkan menjadi provinsi di mana Gubernur menjadi penguasa tertinggi. Dengan demikian gedung utama menjadi kediaman para gubernur Belanda di Yogyakarta sampai masuknya Jepang.



·         Gedung Sate Bandung

Gedung Sate, dengan ciri khasnya berupa ornamen tusuk sate pada menara sentralnya, telah lama menjadi penanda atau markah tanah Kota Bandungyang tidak saja dikenal masyarakat di Jawa Barat, namun juga seluruhIndonesia bahkan model bangunan itu dijadikan pertanda bagi beberapa bangunan dan tanda-tanda kota di Jawa Barat. Misalnya bentuk gedung bagian depan Stasiun Kereta Api Tasikmalaya. Mulai dibangun tahun 1920, gedung berwarna putih ini masih berdiri kokoh namun anggun dan kini berfungsi sebagai gedung pusat pemerintahan Jawa Barat. Gedung Sate yang pada masa Hindia Belanda itu disebut Gouvernements Bedrijven (GB), peletakan batu pertama dilakukan oleh Johanna Catherina Coops, puteri sulung Walikota BandungB. Coops dan Petronella Roelofsen, mewakili Gubernur Jenderal di BataviaJ.P. Graaf van Limburg Stirum pada tanggal 27 Juli 1920, merupakan hasil perencanaan sebuah tim yang terdiri dari Ir.J.Gerber, arsitek muda kenamaan lulusan Fakultas Teknik Delft Nederland, Ir.Eh. De Roo dan Ir. G. Hendriks serta pihak Gemeente van Bandoeng, diketuai Kol. Pur. VL. Slors dengan melibatkan 2000 pekerja, 150 orang diantaranya pemahat, atau ahli bongpay pengukir batu nisan dan pengukir kayu berkebangsaan Cina yang berasal dari Konghu atau Kanton, dibantu tukang batu, kuli aduk dan peladen yang berasal dari penduduk Kampung Sekeloa,Kampung Coblong DagoKampung Gandok dan Kampung Cibarengkok, yang sebelumnya mereka menggarap Gedong Sirap (Kampus ITB) dan Gedong Papak(Balai Kota Bandung).

·         Benteng Vastenberg

Vastenburg adalah benteng peninggalan Belanda yang terletak di kawasan Gladak, Surakarta. Benteng ini dibangun tahun1745 atas perintah Gubernur Jenderal Baron Van Imhoff. Sebagai bagian dari pengawasan Belanda terhadap penguasa Surakarta, khususnya terhadap keraton Surakarta, benteng ini dibangun, sekaligus sebagai pusat garnisun. Di seberangnya terletak kediaman gubernur Belanda (sekarang kantor Balaikota Surakarta) di kawasan Gladak.
Bentuk tembok benteng berupa bujur sangkar yang ujung-ujungnya terdapat penonjolan ruang yang disebut seleka (bastion). Di sekeliling tembok benteng terdapat parit yang berfungsi sebagai perlindungan dengan jembatan di pintu depan dan belakang. Bangunan terdiri dari beberapa barak yang terpisah dengan fungsi masing-masing dalam militer. Di tengahnya terdapat lahan terbuka untuk persiapan pasukan atau apel bendera.
Setelah kemerdekaan, benteng ini digunakan sebagai markas TNI untuk mempertahankan kemerdekaan. Pada masa 1970-1980-anbangunan ini digunakan sebagai tempat pelatihan keprajuritan dan pusat Brigade Infanteri 6/Trisakti Baladaya Kostrad untuk wilayahKaresidenan Surakarta dan sekitarnya.
Setelah lama tidak terpakai sejak 1980-an, benteng ini penuh semak belukar dan tak terawat.Sejak kepemimpinan Ir.H.Joko Widodo, perubahan dan restorasi mulai terlihat. Pada tahun 2014S, restorasi terhadap Benteng Vastenburg sangat terlihat dari cat yang mengelupas dicat ulang dengan warna putih.