Penglihatan Masa Depan
Namaku Kentozt De Joure, aku tinggal
dengan keluargaku di salah satu daratan yang tersisa karena banyak daratan yang
tenggelam akibat pemanasan global dan hanya tersisa 2 daratan. Sekarang bumi
telah berusia 2100 tahun. Kotaku sangatlah istimewa karena banyak gedung
bertingkat, rumah-rumah tempat wisata serta kebun binatang. Kebun binatang
dikotaku banyak dihuni hewan-hewan dari yang besar sampai yang terkecil, namun
semuanya robot yang bersuara sama dengan binatang aslinya serta gerakanya sama
pula.
Kakek buyutku pernah bercerita bahwa
dulu waktu dia kecil banyak binatang asli
yang masih hidup dari yang besar sampai yang kecil. Banyak sekali
tumbuh-tumbuhan yang membuat udara menjadi sejuk. Sebenarnya, aku mau bertanya
lebih banyak pada kakeku tapi kakeku meninggal 2 minggu setelahnya dengan usia
100 tahun.
Aku hidup bersama keluargaku yang
lebih beruntung dari pada keluarga yang lain. Kami membayar pajak oksigen
buatan dengan radius 3 km, makanan dan air bersih. Oksigen dan air bersih di
dunia sudah tercemar oleh limbah-limbah pabrik yang tidak baik untuk kesehatan
tubuh serta makanan sudah susah karena tumbuhan serta hewan sudah banyak yang
punah. Kata nenekku tumbuhanlah yang mengubah CO2 menjadi oksigen. Aku juga
melihat ditelevisi bagaimana kehidupan di masa lalu yang begitu nyaman.
“Kentzot”
tiba-tiba suara mamaku memanggil dengan suara samar-samar. Mungkin ia akan
menyuruhku untuk melakukan sesuatu.
“iya”
jawabku dengan keras.
“pergilah
jalan-jalan daripada cuman melamun saja” saran mamaku karena aku hanya melamun
saja.
Aku langsung mangambil motorku yang
berbahan bakar sinar matahari. Kata neneku dulu banyak orang memakai motor
bahan bakar fosil yang memicu pemanasan global, tapi sekarang ilmuan banyak
mengembangkan teknologi yang mengurangi pemansan global seperti O2 buatan,
penjernih air, bahkan motor tanpa bahan bakar fosil. Teknologi para ilmuan
tidak akan bertahan lama setidaknya beberapa tahun kedepan. Apabila udara, air
dan makanan hilang mungkin itu akan menyababkan kepunahan bangsa manusia.
Sebenarnya
aku ingin ke perpustakaan untuk meminjam buku sejarah kehidupan tumbuhan dan
hewan. Hanya untuk mengobati rasa penasaranku. Tetapi aku membatalkan niatku
untuk ke perpustakaan dan beralih menuju alun alun kota. Kata ibuku, disana
akan dipamerkan hewan langka pada masa lalu. Tapi, sepertinya aku kurang cepat.
Sudah banyak sekali orang berkerumun disana. Dan penjagaannya pun sangat ketat.
Karena ini sudah keluar dari wilayah pajak O2 kami, aku harus mengenakan helm oksigen
yang memang sudah disiapkan oleh ibu. Orang-orang rela berdesakan hanya untuk
melihat makhluk langka itu. Katanya makhluk itu hanya tersisa 2/3 ekor di dunia
ini dan 1 di antaranya sudah hampir sekarat setelah berkembang biak, dan 1 ekor
lagi ada di alam liar yang yang entah di mana tempatnya.
“Saudara sekalian inilah
hewan langka yang hanya tersisa ada 3 populasi di dunia ini”
Astaga!
Makhluk itu amat cantik. Bulu putih menyelimuti tubuhnya dan ia nampak sangat
anggun. Tapi aku kasihan padanya. Tubuhnya kurus kering dan rantai menghalangi
geraknya. Dia hanya diam, dan sekali-kali bergerak untuk menghela nafas dalam
kandang sempitnya yang berada di tengah alun-alun.
“Ini dia si cantik! Dia telah berhasil berkembang biak
10 hari lalu.”
Kuda?
Nenek pernah bercerita perihal kuda, ia berkata kalau dulu ia pernah punya
kuda.. Mungkinkah binatang itu akan punah?Sepulangnya di rumah aku berusaha
mencari foto-foto nenek buyutku di loteng, semoga saja ibu masih menyimpannya.
“Tozt!” panggil mamaku. Aku langsung turun untuk
menghampirinya.
“Nenek.!” ternyata itu nenekku. Aku langsung
memeluknya.
“Nenek ke sini untuk tinggal dengan kalian.” jelas
nenekku.
Aku
senang ia akan tinggal di sini, jadi aku bisa bertanya tentang masa lalu. Walau
tidak tau sebanyak kakek buyutku. “Ku antar ke kamar ya nek?” dan nenek hanya
mengangguk menunjukan senyum hangatnya. Setelah nenek dan aku rebahan di kasur,
aku memulai pertanyaanku yang memang sangat ingin tau. “Hm… Nenek, apa waktu
nenek kecil masih ada tumbuhan?”
“Masih, tetapi hanya tinggal tumbuhan tertentu. Dan
sebagian besar tumbuhan sudah banyak yang punah”
“Nenek punya foto tumbuhan?”
“Tidak, tapi internet pasti ada kan” jawab nenek dengan
“Maksud nenek “browsing”,
kenapa itu tak terfikir di pikiranku dari tadi?” kuraih ponselku dan mencoba
mencari gambar dan informasi tumbuhan.Aku pun merenung, untuk dapat merubah
dunia yang menyeramkan ini. Walau, tidak seluas dahulu, tidak ada banyak hewan,
tetapi masih layak untuk kami huni. Mungkin yang dapat kulakukan yang pertama kali
adalah kita harus menanam tanaman di lingkungan pajak O2 dari bibit tanaman
yang tinggal sedikit. Dan mengembangbiakkan hewan yang ada, karena semuanya
telah punah. Membuat lautan menjadi jernih dengan mengembangkan teknologi. Ya
mungkin, aku akan bercita-cita untuk menjadi ilmuwan. Agar dunia menyeramkan
ini bisa terlelap.
Tiba-tiba
saja bunyi alarm terdengar, aku pun terbangun. Ternyata itu semua hanyalah
mimpi. Aku bersyukur karena itu hanyalah mimpi. Mungkin sekarang aku akan
menjaga lingkungan dengan baik. Apakah itu pesan dari masa depan ? Apakah itu
peringatan dari aku di masa depan ?. Semoga itu tak akan terjadi.
TAMAT